Kamis, 31 Maret 2011

STABILIZATOR

ku kehilangan stabilizatorku !
yang dulu menjadi pembatasku.
pembatas apa yang kuakses, apa yang kulakukan, bagaimana tingkah polahku, bagaimana ku bersikap semata-mata hanya untuk memberi contoh dan "stabilizator"ku bebas meniru apapun yang baik.
dan lihatlah, betapa tidak teraturnya aku saat ini.
sebentar lagi "stabiizator"ku akan benar-benar hilang.
bukan, bukan. dia memang sudah hilang sebelumnya.
sampai aku tak mengenalinya lagi.



menjelang uts jadwal bio & tinkom  31/03/2011 20:43
Lantana Abadi 

Tujuh Belas ?

Semalam, ku tak bisa pejamkan mata. Beberapa saat sebelumnya, cekcokku denganmu. Ya, Aditya Chandra Prasetya. Berawal dari rasa sayang seorang kawanku yang baik, Dita Risnafiani Susanto yang kuanggap sebagai bukti nyata kepeduliannya, rasa mengayominya padaku. Mereka berdua mempermasalahkan seseorang, yang tak lain aku. Jantungku berdebar kencang, setiap ketikan keyboard-ku saat itu sangat ku jaga tutur kata dan bahasanya, ku berusaha tak keruhkan suasana, kewajibanku adalah damaikan mereka. Bagaimanapun, pokok permasalahan mereka adalah AKU. terima kasih untuk rasa sayang dan kepedulian yang membuat aku merasa nyaman sampai saat ku tulis ini (menjelang UTS jadwal Biologi dan Tinkom). Malam itu juga, semua terselesaikan dengan jalan damai, walaupun menyisakan beberapa kepingan kesal yang dirasakan oleh kawanku, Dita.
Keesokan paginya ku bangun terlambat. Hari ini, ku ditugasi menjadi duta sekolah untuk suatu perlombaan. Walaupun berangkat siang tak masalah, tapi Ibuku tercinta menitipkan sesuatu untuk teman-teman satu kelas, "Wujud rasa syukur" menurut beliau.
ku masih tetap santai, karena ku fikir pak Guru akan masuk terlambat atau bahkan tidak masuk (biasanya). Perkiraan yang tak jelas itu meleset! Ku buka pintu kelasku yang tertutup, dan ternyata di pojok kiri rumah keduaku sudah duduk dengan manisnya pak Guru tersebut. 
Begitu ku langkahkan kaki memasuki ruangan yang terasa amat panas jika listrik mati ini, teman-teman serentak menyanyikan sebuah lagu yang membuat saya mendadak bisu dan kesulitan untuk berkata-kata. Yeah! speechless. Setelah lagu selesai dinyanyikan, kucoba untuk utarakan rasa terimakasih untuk teman-teman dengan terbata-bata dan badanku bergetar hebat! Saat kurasa cukup, Ku pamit pada pak Guru yang juga tak ketinggalan turut mendoakanku. Saat ku buka pintu dari dalam, di luar kelas sudah berdiri Ibu Guru pengampuh Mapel Fisika kelasku yang sedang mengajar di kelas sebelah. Beliau turut pula doakanku. Disela-sela ucapan terima kasihku, ku berkata "Bu, hari ini akan saya praktekkan teori yang Ibu berikan,  Gerak Melingkar yang akan saya kolaborasikan dengan Titik Berat. Wish me luck, Mom". Beliau tersenyum dan mengangguk. Ku cium punggung tangannya dan ku permisi.
Baru beberapa langkah ku tinggalkan tempat tadi, seseorang memanggilku. Mendekat dan menawarkan diri membawakan tas yang setia menglingkar di pundakku, ku tolak dan kami menuju medan perang. Awalnya  ku kaget, jelas. Laki-laki ini keluar dari KBM, berniat menemaniku. Sepanjang jalan dan sampai saat ku akan mulai berperang kami membicarakan entah apa, dari A-Z. Setelah menuntaskan tugasku dan mendapatkan hasil yang optimal, maklum ini pertama kalinya untukku, dan ternyata prediksi guru pembimbingku tak meleset. Beliau memprediksi ku kan dapatkan 2 medali, benar. 2 medali perak ku persembahkan untuk sekolah yang awalnya amat kubenci ini, menyusul 1 medali perak yang juga ku persembahkan untuk sekolah beberapa hari sebelumnya. Setelah itu kami kembali ke sekolah, sudah setengah hari ku bersamanya, seseorang yang membuatku berdebar semalam.
Kelas mendadak ramai, mereka terkejut. Ya, memang sebelumnya belum ada yang mengetahiu kedekatan aku dengannya, (laki-laki yang semalam membuatku galau hebat) kecuali beberapa teman dekatku. Sontak kumendadak seperti artis yang diwawancarai para wartawan yang brutal (hehehe). Banyak pertanyaan yang ku jawab cukup dengan "Tanya aja sama orangnya". Sempat ada yang meminta maaf karena sesuatu hal, namun bagiku itu wajar, mereka tak tahu apapun tentang ini sebelumnya. Disinilah awal cerita baru yang telat disaksikan oleh teman-teman.
Allah mendengar doaku semalam, kupinta tak ada yang membuatku sedih di hari jadiku, dan Allah mengabulkannya. Tak ada KBM di kelasku setelah ku pulang kembali ke sekolah.
Sebuah kejutan ternyata telah dipersiapkan oleh ke-empat kawanku, Nurhikmah Azizah, Indri Apriastuti, Dita Risnafiani, dan Nuring Nafisah. Mereka bersama beberapa teman lainnya berhasil membuatku kembali tersenyum lebar di hari dimana tepat tahun ke tujuh belasku semenjak ku dilahirkan. Setelah kami habiskan kue Tart, ku pulang dalam keadaan "sedikit" basah. Esok ku masih mengemban tugas sekolah, pikirku.
Ternyata tak sampai disitu. Setelah ku sampai di rumah dan sejenak beristirahat, seorang ibu yang mengaku kaum papa datang, ku keluar dan memberikan sedikit uang kepadanya. Disitulah ku menyadari, ada sebuah bungkusan plastik berwarna putih di teras rumah.
Kuambil dan kulihat, plastik tersebut berisi satu buah kue Tart yang bertuliskan nama lengkapku dan sebuat kotak kecil lagi yang berisikan sebuah kalung yang terukirkan "nawspy" yang mana merupakan id ku. Ku faham betul siapa yang mengirimkan, yang ku sayangkan, mengapa tak secara langsung? Tapi ya sudahlah, mungkin juga karena kesalahanku sebelumnya. Tak lupa ku ucapkan banyak terima kasih, lewat pesan singkat. Dan dia beberapa kali mengelak. Kiriman itu juga membuatku berdebar-debar, separah itukah salahku? Tapi ku bersyukur, dia masih mengingatku. :)
Hampir satu bulan setelah 17 tahunku. Kejutan datang dari sahabat-sahabat gilaku.
Sebuah hadiah dari 10 orang makhluk yang hampir selalu membuat aku meringis aku terima.
Ayu La Haura, Hana Syifa, Arivia Ulliaji, Oriza Wahyu Utami, Putri Lalita, Nurul Alfiah Alsalamah, Annisa Pujisari, Muthia Riefka, Cindy Dwi Primasanti, Bella Mulidya memang kocak, sungguh!
Ku bisa senyum tak jelas mengingat tingkah polah mereka yang memang selalu membuat ku bahagia bila di dekat mereka.
Dan mereka benar-benar membuat 17 tahunku benar-benar patut untuk dikenang.
Thanks For All :)